Perlunya membuktikan keaslian tulisan Alkitab berada di garis terdepan dari pemikiran dan juga kepedulian kristiani. Dan saya sudah menulis dua pos mengenai subyek ini; satu dari sudut pandang literatur dan yang satunya dipandang dari kesejarahan, yang untuknya saya menggunakan sumber-sumber sekunder (ekstra-alkitabiah)demi mendukung klaim-klaimnya.
Sebagai tambahan pada butir-butir yang sudah saya buat di blog-blog ini saya kira ada beberapa faktor lain yang harus dipertimbangkan ketika mempertanyakan integritas Alkitab, seperti peringatan-peringatan Alkitab bahwa Allah akan menghukum siapa saja yang mengutak-atik atau menyalahgunakan firmanNya atau kitab suci.Ulangan 4:2, Wahyu 22:18, selain fakta bahwa menipu, berdusta atau menyampaikan kesaksian palsu itu bertentangan dengan standar etika kristiani.Jadi bila mempertimbangkan tindakan-tindakan seseorang dari perspektif psikologis dan spiritual, maka mustahil seorang yang benar-benar percaya berani mengubah teksnya.
Dengan kata lain, keseluruhan teori konspirasi ini kurang dapat dipercaya, selain juga tidak masuk akal bila ada orang lain yang mengeditnya dan tidak menghapuskan apa yang nampak sebagai kontradiksi atau pernyataan-pernyataan paradoksal yang dapat membuat teks Alkitab nampak tidak menguntungkan atau mencurigakan.
Juga dua kelompok agama yang berbeda, yaitu Yahudi sebagai pelindung dari Perjanjian Lama atau Tanakh dan kelompok non-Yahudi sebagai pemegang utama dari Perjanjian Baru, untuk mengubah kedua kitab mereka nampaknya tak mungkin, teristimewa karena mereka berbagi teks yang identik atau sama. Bahkan penemuan gulungan naskah Laut Mati di Qumran, yang lebih tua sekitar 1000 tahun dari Teks Masoretik, menunjukkan integritas kitab suci.
Bagaimanapun juga saya memahami bahwa kelompok-kelompok oposan/penentang ini perlu membuat klaim-klaim mengenai pengubahan Alkitab, karena kalau tidak mereka tidak dapat eksis sebagai pesaing. Dan oleh karena itu nampaknya cukup masuk akal bila ada motivasi untuk memiliki pendekatan yang beratsebelah terhadap data kitab suci karena cenderung ingin membuktikan kesalahannya daripada mencari kebenarannya.Pada akhirnya hal ini akan nampak bila mereka ditanya siapa yang mengubah alkitab, dan kapan mereka mengubahnya, serta apa tepatnya yang sudah diubah. Sampai pada titik ini tidak ada respon yang tepat karena tuduhan-tuduhan ini tidak memiliki cukup bukti untuk menjawab ketiga pertanyaan itu dengan memadai.
Saya bahkan berpikir tidak ada alasan kuat yang dapat dibuat dari Quran untuk menolak tulisan-tulisan alkitab karena mereka justru ditegaskan sebagai firman Allah di Sura 2:87, 3:3, 4:163, 5:46-47, 5:68, 10:94.
Terlebih pula Quran nampaknya menandakan bahwa firman Allah tidak pernah dapat diubah atau diganti 6:114-115, 6:34, 10:64.
Jadi oleh karena Quran menyatakan bahwa kitab-kitab Injil, Torat dan Mazmur/Zabur adalah “Firman Allah” yang tidak bisa diubah, saya percaya kawan-kawan Muslim saya tidak mempunyai argumen yang berwenang dari kitab mereka yang suci dan mulia untuk mempertanyakan Alkitab. Lagipula dengan mengatakan bahwa firman Allah yang diwahyukan di dalam Torat, Mazmur, dan Injil sudah diubah, maka hal yang sama potensial berlaku juga kepada Quran sendiri jikalau ia benar-benar adalah firman Allah.
Sebenarnya kesimpulan Quran tentang tidak dapat diubahnya firman Allah cukup masuk akal, karena bagaimana mungkin Allah yang mahakuasa dan berdaulat tak mampu menopang firmanNya di segala waktu?
Akhirnya, bilamana alkitab benar adanya seperti yang diklaim Quran pada masa hidup Muhammad, maka ini menjadi masalah bagi orang Muslim yang mengatakan bahwa ia sudah diubah, karena ada kolaborasi dari bukti-bukti alkitabiah digabung dengan perkataan-perkataan bapa-bapa gereja awal yang ada sebelum Islam, dan dengan demikian meneguhkan keabsahan alkitab yang kita miliki hari ini dengan menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti selama lebih dari 1000 tahun. Jadi ditinjau dari perspektif Muslim, untuk mengatakan bahwa Alkitab sudah diubah maka itu adalah penolakan terhadap jabatan profetik Muhammad, berhubung itu menentang klaim Quran yang mendukung pengilhaman, pemeliharaan, dan otoritas dari kitab-kitab suci kristiani.
Bagaimana Membangun Hubungan dengan Tuhan
Link lain yang berhubungan
An Islamic view that the Bible has been corrupted
Permission granted by David Woods for excerpts taken from the article on “ Muhammad and the Messiah” in the Christian Research Journal Vol.35/No.5/2012